Cari Blog Ini

Rabu, 08 Agustus 2012

IDENTIFIKASI ASESMEN DAN PEMBELAJARAN ANAK AUTIS DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

Nama : M. Firmansyah
NIM : A1F111208
Prodi : Pendidikan Luar Biasa
IDENTIFIKASI ASESMEN DAN PEMBELAJARAN ANAK AUTIS DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF
Indetifikasi Anak Autis
Istilah indentifkasi dimaknai sebagai proses penjaringan, sedangkan asesmen dimaknai sebagai penyaringan. Identifikasi anak dimaksudkan sebagai suatu upaya seseorang (orang tua, guru, mauun tenaga kependidikan lainnya) untuk melakukan proses penjaringan terhadap anak yang mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai.
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi social, kognisi, dan aktifitas imajinasi, gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Sedangkan pada autisme infatil gejalanya mulai lahir.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi anak autisme adalah dengan melihat gejala yang muncul, sesuai dengan kriteria DSM IV (diagnosical Manual, 1994):
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik
a. Tidak mampu menjalani interaksi social yang cukup memadai
b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
c. Tidak empati
d. Kurang mampu mengadakan hubungan social dan emosional yang timbal balik
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi
a. Perkembangan terhambat atau sama sekali tidak berkembang
b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
c. Sering menggunakan bahasa aneh yang diulang-ulang
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang dapat meniru
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan
a. Mempertahankan suatu minat atau lebih dengan cara yang khas dan berlebihan
b. Terpaku pada suatu kegiatan dan rutinitas yang tidak ada gunanya
c. Ada gerakan-gerakan aneh yang yang tidak ada gunanya
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda Ada 15 butir menentukan berat ringannya anak autisme dengan cara CARS (the Childhood Autisme Reating Scale) :
1. Relasi 6. Adaptasi 11. Komunikasi verbal
2. Imitasi 7. Respon visual 12. Komunikasi non verbal
3. Respon 8. Respon audiotori 13. Derajat aktifitas
4. Penggunaan tubuh 9. Respon penciuman 14. Derajat & konsentrasi
5. Objek 10. Ketakutan & kegelisahan 15. Kesan umum
Asesmen Anak Autis
a. Pengertian
Asesmen merupakan suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan, analisis tugas, pemberian tes untuk menafsirkan, mendeskripsikan tentang karakteristik seseorang, guna pengambilan keputusan tentang pelayanan bagi individu yang bersangkutan. Asesmen ini dimaksudkan untuk memahami keunggulan dan hambatan belajar siswa dan diharapkan program yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
b. Manfaat Asesmen
• Untuk mengetahui mengenai identitas anak autisme secara lengkap dan terinci
• Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan kebutuhan anak autisme
• Pedoman untuk mengklasifikasikan dan menyusus program-program kegiatan anak autisme
• Pedoman untuk penyusunan program dan strategi pembelajaran
Masalah-masalah anak autis :
1. Perilaku
- Prilakunya sangat tidak wajar dan cenderung mengalihkan perhatian
- Cenderung “peka secara berlebihan” (suara, sentuhan, irama) terhadap stimulus lingkungan juga kerap membuat anak berprilaku kurang menyebnangkan
2. Pemahaman
- Anak autis lebih merespon terhadap stimulus visual, sehingga interaksi dan uraian verbal (apalagi yang panjang dalam bahasa yang rumit) akan sulit mereka pahami.
3. Komunikasi
- Anak autis sulit berekpresi diri
- Sebagian besar dari mereka, meskipun dapat berbicara namun menggunakan kalimat pendek dan kosakata yang sederhana
4. Interaksi
• Permasalahan pada perkembangan sosialnya
• Sulit berkomunikasi
• Tidak mampu memahami aturan-aturan dalam pergaulan, sehingga biasanya anak autis tidak memiliki banyak teman
1. Pembelajaran Anak Autis
a. Prinsip Pembelajaran Bagi Anak Autis
1. Prinsip Kekonkritan
- Saat belajar guru mungkin dapan mengguanakn benda-benda konkrit sebagai alat bantu atau media dan sumber pencapaian tujuan pembelajaran
2. Prinsip Belajar Sambil Melakuakn
- Proses pembelajaran tidak harus selamanya bersifat informatif, tetapi bisa juga peserta didik diajak kedalam situasi nyata sesuai dengan tuntutan tujuan yang ingin dicapai dan karakter bahan yang diajarkan sehingga materi yang disampaikan dapat mengasah empati pada diri anak autis.
3. Prinsip Ketrarahan Wajan dan Suara
- Siswa autis mengalami hambatan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi, sehingga kesulitan dalam memahami setiap materi yang diajarkan oadanya
- Guru diharapkan mampu memberikan pemahaman secara jelas, baik dalam gerak maupun suara
- Guru hendaknya menggunakan lafal/ejaan yang jelas dan tegas, serta menghadap ke peserta didik serta mudah dimengerti.
4. Prinsip Kasih Sayang
- Anak autis memiliki hambatan atau kesulitan pada konsentrasi sehingga berdampak negatif pada kognitifnya, dalam hal ini anak autis membutuhkan kasih sayang yang tulus dari guru
- Guru hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana, tegas, jelas, memahami kondisi siswa dan menunjukkan sikap sabar, rela berkorban, memberi contoh perilaku yang baik, ramah. Sehingga tumbuh ketertarikan siswa, dan akhirnya mereka memiliki semangat untuk belajar.
5. Prinsip Kebebasan yang Terarah
- Siswa autis memiliki sikap yang tidak mau dikekang dan semaunya sendiri
- Guru hendaknya mampu mengarahkan dan menyalurkan segala perilaku anak ke arah positif dan berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk otang lain.
6. Prinsip Penggunaan Waktu Luang
- Siswa autis tidak bisa diam. Selalu ada saja yang ia kerjakan sehingga lupa waktu tidur, istirahan dan lain sebagainya
- Guru hendaknya membimbing siswa dengan mengisi waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
7. Prinsip Minat dan Kemampuan
- Guru harus mempu menggali minat dan kemampuan siswa dalam pelajraan, untuk dijadiakan acuan dalam memberi tugas-tugas tertentu
- Dengan memberi tugas yang sesuai, mereka akan merasa senang , dan lama-kelamaan mereka akan terbiasa belajar.
8. Prinsip Emosional, Sosial, dan Perilaku
- Anak autis memiliki ketidaksinambungan emosi, sehingga berprilaku semaunya sendiri, dan tidak terkontrol dalam pergaulan hidup bermasayarakat
- Guru harus berusaha mengidentifikasi problem emosi anak, kemudian berupaya menghilangkannya untuk menumbuhakan sifat empati pada lingkungan.
9. Prinsip Disiplin
- Anak autis biasanya memenuhi keinginannya tanpa memperhatikan situasi dan kondisi di lingkungannya.
- Guru perlu membiasakan siswa untuk hidup teratur dengan selalu diberikan keteladanan dan pembinaan dengan sabar.
b. Proses Pembelajaran Anak Autis dalam Setting Pendidikan Inklusif
Kiat dalam mengajar atau menempatkan anak autis di program inklusi :
1. Anak autis baru ikut dalam kegiatan belajar di kelas reguler setelah berhasil mengikuti masa orientasi di kelas observasi.
2. Anak duduk di meja paling depan, agar anak dapat berkonsentrasi denagn baik.
3. Bila anak sulit mengikuti seluruh kegiatan belajar, anak diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran yang diminati.
4. Dalam waktu istirahat anak dilatih untuk bersosialisai dengan bermain dengan teman-teman yang lain.
Anak Autis dalam silabus pembelajaran inklusif
1. Siswa autis dengan hambatan ringan yang tidak mengalami hambatan kecerdasan hanya akan mengalami modifikasi di beberapa komponen silabus.
2. Siswa autis dengan hambatan sedang dan disertai hambatan kecerdasan, umumnya membutuhkan modifikasi hampir pada semua komponen silabus.
3. Siswa autis dengan hambatan berat dan disertai hambatan kecerdasan, umumnya membutuhkan modifikasi pada semua komponen silabus.
• Tujuan pembelajaran, materi, proses, dan pelaksaaan evaluasi lepas dari kurikulum umum, dikarenakan tujuan pembelajaran, materi, proses dan pelaksanaan evaluasi disesuaikan dengan kemampuan siswa.

5 komentar:

  1. Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu untuk Autism, ADD, ADHD, Down syndrom, Cerebral palsy, terlambat bicara dll dg terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882

    BalasHapus
  2. Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani deteksi dini anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu untuk Autism, ADD, ADHD, Down syndrom, Cerebral palsy, terlambat bicara dll dg terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882

    BalasHapus
  3. Bagaimana strategi pembelajaran individual untuk anak autis yang suka menangis dan sulit berkonsentrasi dalam belajar.

    BalasHapus
  4. untuk setting kelasnya sendiri bagi anak autis seperti apa?

    BalasHapus